Menu

Harga Barang MLM Mahal Tidak Sebanding Dengan Manfaatnya

Jika ada yang berkomentar seperti ini, bagaimana jika pertanyaannya dibalik,
"Apa standar murah dan mahal sebuah produk ?" - (semua produk, bukan MLM saja)
Sefaham saya, tidak ada sebuah batasan mengenai berapa persen kita boleh melakukan mark up harga. Misal sebatang rokok diproduksi dengan harga Rp 10 kemudian dijual dengan harga Rp 1.000 maka mark upnya 10.000% !! Kalau standar murah atau mahal ditentukan dari kemampuan beli kita sebagai penjual, sepertinya terlalu naif.
Kita saja jika berhenti di perempatan jalan, kemudian ada anak kecil menjajakan koran, yang harganya Rp 2.000 saja belum tentu beli. Tapi jika disodorkan ruko yang harganya M, rebutan, bahkan dibelain untuk hutang.Apakah koran harganya mahal ? Apakah di kantong Anda saat ini tidak ada uang yang nilainya min Rp 2.000 ?

"Lho, tapi ini kan yang dijual produk kesehatan. Harusnya bisa lebih murah dong !!"

Sekali lagi, murah atau mahal, standarnya janganlah di angkanya, tapi mungkin lebih pas jika kita berbicara di kualitasnya. Ada harga ada rupa. Produk kesehatan sendiri, jika Anda mau kroscek, harga produksi sebuah infus itupun markupnya gila2an. Biaya marketing dari poduk itu dibebankan ke konsumen. Makanya karena keuntungannya yang berlipat, minimal kalau kita ke RS, disuruh ngamar dulu, diinfus dulu... Karena infus labanya lumayan untuk industri kesehatan. Andai dibuka di publik berapa harga produksinya, anda pasti syok.Tapi apa benar sebuah produk hanya dinilai dari harga produksinya ? Apakah Anda tidak menghitung biaya penelitiannya ? Patennya? Dan lain-lain. Oleh karena itu saya katakan, jika mau bermain di MLM, produknya sebaiknya memiliki nilai unik yang sulit dikejar, karena kalau di level komoditas, jelas pasti kalah bersaing di pasar.

Contoh :Harga kopi 1 Kg Rp 8.000 --> ini level komoditas
Naik sedikit satu level, jadi level branding --> Kapal Api misalnya, Dijual per sachet 20gr = Rp 1000 (berarti sekilo bisa jadi Rp 50.000)
Naik level lagi menjadi kelas service / pelayanan, bikin cafe --> Excelso (ini cafenya kapal Api) harga jual per cangkir jadi Rp 50.000 (Sekilo kopi bisa jadi berapa cangkir ?)

Bisa Anda lihat grafiknya, semakin kita pintar memilih segmentasinya, semakin tinggi leverage yang bisa Anda lakukan. Namun, pernahkah Anda melihat ada orang minum kopi di kedai eksklusif seperti excelso dia marah-marah,

"Wah, dasar penipu !! Jual kopi saja mahal amat !!"

Alhamdulillah, sampai sekarang belum pernah menjumpainya. Konsumen kelas atas cukup tahu diri dengan namanya bisnis dengan basis service. Kembali ke produk MLM yang rata2 mengambil produk suplemen, jika memang ternyata mampu membantu proses kesembuhan, mengapa tidak ? Banyak yang saya jumpai, ketika dihadapkan situasi harus operasi dengan biaya puluhan juta, eh, dengan produk MLM, beberapa botol yang nilainya ndak lebih dari 3jt saja, sudah terbantu, bahkan dinyatakan sembuh total.

Apakah PASTI terjadi di setiap orang ?

Tentu saja tidak, produk MLM kan bukan produk dewa. Kalau pun terjadi overclaim, ya ituoknum namanya. Dunia medispun, sampai sekarang juga tidak pernah memberikan garansi sembuh. Tulisan yang diperbolehkan, yag pernah saya baca adalah, "MEMPERJANJANG HARAPAN HIDUP". Kalau sama-sama diminta untuk mencoba, kenapa tidak mengambil saja peluang kesembuhannya dengan biaya yang terjangkau.

Ya mohon maaf, ketika Anda sakit kan juga bukan karena makan eskrim pagi tadi, sore langsung diabetes.. Atau makan soto siang ini, malam langsung kena asam urat... Itu adalah satu proses rangkaian panjang dari pola hidup yang tidak sehat, dan akhirnya mencapai batas maksimal ketahanan tubuh kita.

Kembali ke topik mahal, "APA DEFINISI MAHAL SEBENARNYA"
Mahal adalah dimana kita mengetahui jika kebutuhan shampo kita untuk sekeluarga dalam sebulan adalah kemasan 500ml yang harganya Rp 10.000, tetapi kita lebih memilih membeli kemasan sampo yang 150ml dengan harga Rp 3.500. Artinya kemasan 150ml ini jauh lebih mahal dibanding yang 500ml

Mahal adalah dimana ketika kita tidur di sebuah hotel dengan membayar Rp 150.000, di Hotel A kita mendapat fasilitas TV dan AC, sementara di hotel B kita hanya mendapat TV dan Kipas Angin. Artinya hotel B lebih mahal dibanding dengan A.

Paham maksud saya ya ?

Tidak semua penjual mobil BMW memiliki mobil BMW...
Tidak semua sales Apartemen memiliki banyak apartemen...
Tetapi mereka yang menjual BMW atau apartemen memiliki konsumen yang MAMPU membelinya.
Sehingga pergaulannya jadi meningkat, kenalannya pun naik kelas, sehingga kualitas hidupnya memiliki kesempatan untuk menjadi lebih baik.

***

Hermawan kertajaya mengatakan, market itu terbagi 3 seperti halnya piramida. Di level bawah, adalah level komoditas, dimana di sana sering terjadi pertarungan yang berdarah2... Beda seratus rupiah saja, sudah bisa menyebabkan konflik. Hotel yang Rp 100.000 semalam ada, yang Rp 100jt semalam juga ada.Pertanyaannya, kaya mana diantara keduanya ? Beberpa kali, teman saya pun bercerita ketika dia hendak menawarkan gudang pabrik. Ada pembeli yang nawarnya kebangetan, ada juga yang halus dalam bernegosiasi. Dan rata-rata mereka yang halus responnya, adalah mereka yang berasal dari golongan kaya level atas. Dalam hati, ya mungkin itu mengapa Allah lebih mengamanahkan kepada mereka yang bersikap lebih santun.

Asal bukan di level komoditas, harga produk MLM berapapun tidak jadi masalah. Namun jika yang dimarkup adalah produk kebutuhan sehari-hari hingga masyarakat tidak bisa membeli, nah di sini laknat Allah diturunkan.. (nanti saya carikan ayatnya)