Menu

Makelar Memakelari Makelar

Praktik ini biasanya terjadi pada bisnis properti.Itulah mengapa, sekarang ramai orang menjual rumah tapi di papan pengumumannya diulisi TP alias tanpa perantara.

Apa salahnya perantara ?
Bukankah mereka adalah marketing gratisan.

Menutup diri dari perantara, sama juga menutup atau membatasi saluran rejeki kita.
Nah, praktik makelar memakelari makelar itu terjadi bilamana kondisinya seperti ini :

Saya jual rumah, minta tolong Pak A dengan harga Rp X
Pak A punya kenalan Pak B, rumah saya diakui milik dia, kemudian ditawarkanya dg harga Rp X + A
Pak B punya temen C, kejadian yang serupa, sehingga harganya naik lagi jadi RP X + A+B
demikian seterusnya... Disinilah terjadi ketidak transparanan...

1. Produk yang bukan miliknya, diakui secara tidak sah (belum dibeli)
2. Terjadi ketimpangan harga yang terjadi di luar pengetahuan pemilik barang yang sah. Sehingga rentan cek cok di kemudian hari.

Bagaimana dengan MLM ?

Siapa Makelarnya ? Siapa juga yang dimakelari ?
Di MLM, saya membeli produk di perusahaan senilai Rp X
Ketika saya merekomendasi teman untuk menjadi member, maka dia pun MENDAPAT HARGA YANG SAMA dan MEMBELINYA LANGSUNG DI PERUSAHAAN, bukan melalui saya. Kecuali status dia adalah konsumen, ketika terjadi perbedaan harga, itu sah-sah saja, wong saya dagang.

Di MLM, semua transparan. Harga distributor berapa, konsumen berapa, komisi berapa.
Justru di dunia konvensional, kita bisa mengadopsi banyak metode dagang yang transparatif seperti ini.

Contoh sederhana saja, ketika mampir makan di sebuah warung kaki lima.
Di tempat yang baru pertama kali kita kunjungi. Tidak ada plank harga, cuma tulisan "BAKSO & ES CAMPUR"
Kita masuk, asal langsung pesan saja.. Dipikirnya paling juga sama dengan warung kaki lima yang lain.
Ternyata ketika bayar, harga per porsinya Rp 50rb. Anda makan sekeluarga, 4 orang, totalnya sudah Rp 200rb.
Belum tambah es campurnya, seporsi ternyata Rp 25rb, kali 4 sudah Rp 100rb. Totalnya Rp 300rb
Padahal cuma makan bakso, tapi habisnnya bisa Rp 300rb sekali andog (Red Jawa = Nongkrong)

Kecewa, gemes, sakit hati ?
yang tersenyum pasti pernah mengalami...

Makanya, perusahaan yang berkembang, mereka transparan.Tampilkan pricelist menu, bayar di depan. Kalau memang ndak cocok dengan harganya, ya ndak perlu ngomel... dan ndak perlu juga beli... Simple kan..

Kesimpulannya, bagi Anda yang tidak mengambil pilihan sebagai pebisnis MLM, juga jangan mendikotomikan sesuai dengan opini publik.
Tidak memilih, bukan berarti membenci...

Jujur, jika kita mau berhitung, katakanlah sebagai seorang karyawan.Ambil saja standar UMR jakarta Rp 2jt.
Dengan jam kerja 8 jam sehari, 25 hari sebulan, berarti Anda dibayar Rp 2jt untuk 200 jam kerja atau dengan kata lain dibayar Rp 10rb sejam.

Ya, mohon maaf, untuk nonton bioskop saja masih kurang... Buat beli es campur saja, habisnya bisa lebih cepat dari 1 jam...
Lagi-lagi saya cuma bisa bilang, kalau bukan karena pertolongan ALLAH SWT, saya yakin seutuhnya angka segitu ndak akan cukup untuk hidup...

Kalau sekadar bertahan hidup saja masih mungkin, tapi kalau untuk benar-benar menikmati hidup,
kita harus memiliki program akselerasi tersendiri...

Bagi yang gajinya diatas ini, tinggal dikali saja kan.

Semisal 10 kali lipatnya. Artinya kita bekualitas Rp 100.000 per jam.
Uang segitu, jika dibawa ke salon atau pusat bugaran seperti pijat refleksi saja bisa habis dalam kurun waktu kurang dari sejam.

Apakah jika demikian, tukang Es Campu, Tukang Salon, dan Tukang Pijit memiliki kemampuan menghasilkan uang lebih baik daripada Anda ?

Berapa banyak investasi yang Anda keluarkan untuk dapat sukses seperti sekarang ?
Pernahkah menghitung biaya pendidikan Anda mulai dari TK hingga perguruan tinggi ?

Berapakah biaya pendidikan Anda ketika TK, SD, SMP, SMA, hingga kuliah di sebuah Perguruan Tinggi ternama ?

Boleh percaya, boleh tidak, jika angkanya kita total, jumlahnya kurang lebih mencapai Rp 100.000.000 !!
Ya, Rp 100juta... Uang yang susah payah dikumpulkan oleh orang tua Anda,Bahkan mereka rela berpuasa, dan mungkin juga berhutang HANYA DEMI MENYEKOLAHKAN ANDA.

Relakah Anda, jika investasi pendidikan dari orang tua Anda yang nilainya ratusan juta tadi hanya hanya menghasilkan tidak lebih dari 2% per bulan atau 24% setahun ?

Sementara infilasi di Indonesia menyentuh 11% pertahunnya.Bagaimana dengan kenaikan gaji Anda ?
Berapa banyak orang di Indonesia yang memiliki penghasilan Rp 2juta hingga Rp 20 juta setiap bulannya ?
Apakah benar AndA BEKERJA HANYA BERHARAP UANG PENSIUNAN ?

Kegelisahan inilah yang sebenarnya mengetuk hati kami.
Andaipun hati Anda tidak bergetar, saya ucapkan selamat..
Karena pasti Anda memiliki kualitas hidup yang memang di atas rata-rata.

Berbisnis MLM adalah pilihan. Sebagaimana mendengar musik...
Ada pop, jazz, rock, juga dangdut.

Bukan berarti ketika Anda suka POP dan Saya suka dangdut,
citra saya jauh lebih rendah daripada Anda.
Walaupun jika mau jujur, pemegang royalti lagu termahal dan terkaya adalah adalah pemusik dangdut.
Karena memang dangdut is music of my country.... hehehehe...

Mari saling menghargai dan memuliakan.

Salam Iwak Peyek !! ^_^