Menu

Join MLM Cuma Nguntungin Yang Atas

Ada juga beberapa kali statement yang saya tulis ini muncul sebagai opini di masyarakat.
Sekarang jika kita tidak ingin menguntungkan orang lain,
berarti mulai sekarang juga tidak usah beli makan di restoran, karena makan di restoran menguntungkan pemilik restoran...
Tidak usah juga potong rambut di salon, karena potong rambut di salon menguntungkan pemilik salon...
Tidak usah juga service mobil, karena service mobil rutin memberi keuntungan bagi pemilik bengkel...

Jadi, mulai sekarang cuci baju sendiri tidak usah laundry...
Nanem padi dan sayur sendiri, tidak usah beli di mlijo (abang tukang sayur)
Ngajari anak sendiri, karena kalau disekolahkan, memperkaya pemilik yayasan...

Dan seterusnya.. dan seterusnya...

Apakah seperti ini ?

Coba ditarik kembali ke dunia konvensional, 
Apakah dengan memberikan gaji tinggi kepada karyawan Anda, MENGGARANSI dia akan setia, loyal, dan memberikan kualitas terbaik dalam perusahaan Anda ?
Jika jawabannya tidak, APA YANG DICARI OLEH KARYAWAN YANG ANDA GADANG2 TADI ?
Turn over (keluar masuknya karyawan) di perusahaan kita bisa jadi sangat tinggi, bukan semata-mata karena tidak cocok dengan gaji, tetapi juga karena suasana kerja bahkan juga kemampuan leadership Anda.Padahal fungsi karyawan adalah daya ungkit waktu.

Punya 5 sales, masing2 kerja 8 jam sehari, berarti Anda memiliki potensi produktivitas 40 jam sehari. Jika nilai transaksi bisnis kita Rp 100.000 perjam, maka ada pemasukan Rp 4jt ke perusahaan. Dalam sebulan Omset perusahaan (25 hari kerja) adalah RP 100jt

Dari sini terjadi pembagian porsi :
Gaji Direktur 1 Orang @Rp 10jt: Rp 10jt
Gaji Manajer 2 Orang @Rp 5jt : Rp 10jt
Gaji Karyawan 5 Orang @Rp 2jt : Rp 10jt
Biaya operasionil 20% : Rp 20jt
Total : Rp 50jt

Selebihnya, yang Rp 50jt dianggap profit bos atau pemilik usaha.
Apakah jika Anda ketika diperlihatkan laporan keuangan seperti ini, langsung mendemo bos Anda ?
Siapakah yang bekerja lebih keras antara karyawan dengan pemilik usaha ?
Jawaban yang muncul pertama, pasti "Ya jelas saja, kan pemilik usaha MODAL DULU di Depan

"Bagaimana dengan MLM ?"

Hal yang sama, mereka orang-orang pertama yang mengawali bisnis MLM, alias babat alas perjuangannya ya berdarah-darah... Jangan dikira semudah membalikkan telapak tangan. Yang sukses benar-benar dari bawah ada... (Walau yg rekayasa juga ada.. Inilah intrik bisnis... Ndak hanya di MLM, dunia apapun, kita juga akan jumpai OKNUMnya..)

Mungkin yang menjadi catatan dari saya adalah, ketika ada orang yang menawarkan bisnis MLM kepada kita, dan setelah kita menerimanya, kita tidak didampingi, dan diminta kerja sendiri, dan hanya dijadikan layaknya sapi perah... Nah, jika begitu ceritanya, sama dong dengan kondisi di bisnis konvensional, ketika Anda tidak membangun hubungan emosional kepada tim Anda. Oleh karena itu, gaji tinggi tidak selalu menggaransi orang akan loyal kepada Anda seumur hidupnya.