Menu

Janji MLM itu Manis Realitasnya NOL

Yup, janji selalu manis...
Janji setia mencintai seorang wanita,
Janji untuk hadir di ulang tahun Anak,
Janji untuk mengunjungi saudara jauh...

Janji.. Janji.. Janji..Janji adalah hutang..

Nah, mengapa orang MLM kok ngomongnya selalu tinggi2, bahkan terkesan ndak realistis...
Yang dapat BMW lah, pesawat terbanglah, income 1M perbulan lah..Bla bla bla bla...

Apakah Anda tidak menyukainya ?

Mungkin komentar yang sama juga dilontarkan oleh para investor Anda, baik perorangan maupun kelembagaan seperti perbankan. Ketika Anda membutuhkan suntikan dana tambahan untuk memperbesar kapasitas bisnis Anda, pasti Anda MENCARI PARTNERsebagai pemodal/investor. Apa yang Anda ceritakan kepada mereka ?

Cerita bisnis Anda yang akan menguasai dunia,
atau kisah dimana uang anda ditilep oleh karyawan...
cerita tentang ketidakpuasan konsumen Anda...
Cerita tentang tidak sehatnya persaingan bisnis...
Saya yakin, hampir mayoritas BERCERITA YANG BAIK-BAIKNYA SAJA.
Karena Anda berharap si investor setuju untuk MEMBERIKAN UANGNYA dalam pengembangan bisnis Anda.Tentu jika ada kerja sama bisnis seperti ini, keuntungan dinikmati kedua belah pihak doong..
Nah, kalau rugi ? Jika investor berusaha menyanggah argumen Anda,Maka dengan SEKUAT TENAGA Anda berusaha mempositifkannya...
Betul ndak kira-kira apa yang saya sampaikan ?

Jika jawabannya adalah IYA, CARA PRESENTASI kita kepada pihak Bank dalam mengajukan kredit jika ditulis kurang lebih seperti ini...
"Kepada kepala cabang yang terhormat, berikut ini adalah usaha saya yang bernama PT "X", bergerak di bidang "X", selama ini beroperasi 2 tahun dan menghasilkan keuntungan "X". SAYA YAKIN jika 1 unitnya saja bisa menghasilkan angka sedemikian fantastisnya. Jika jumlah keran incomenya kita tambah, maka KEUNTUNGANNYA AKAN BERLIPAT GANDA."

Yang pernah ngajukan hutang ke bank, pasti cengar-cengir 

Yup, optimisme MUTLAK dimiliki seorang pengusaha... Ketika Anda bercerita dengan begitu antusiasnya, maka harapannya adalah agar orang yang mendengar presentasi Anda, dapat berkontribusi kepada bisnis Anda. Pun demikian dengan member MLM. Ketika dia bercerita dengan antusias dan prospek bisnis yang ditawarkan, maka harapannya,member MLM tadi tidak sedang menjual produk kepada Anda. Tetapi lebih kepada sebuah negosiasi agar Anda mau menjadi partner bisnis mereka. Ingat ya, partner.. Bukan customer...

Yang namanya partner, maka yang dibangun adalah visi bisnis masa depannya.
Sebagaimana Bil Gates bercerita, bahwa Microsoft suatu saat akan berjaya kepada tim suksesnya, dan tugas mereka adalah bagaimana di setiap rumah memiliki seperangkat PC.Bayangkan jika Bil Gates membangun visi tersebut dengan nada pesimis..

"Yaah, hari ini kita kerja, daripada nganggur ya... Targetnya bagaimana setiap rumah memiliki PC... Tapi kalau ndak tercapai, ya ndak papalah... Mungkin Tuhan punya kehendak lain."

Apa yang kita rasakan jika sekaliber Bill Gates berorasi dengan text yang saya tulis...
Makin micro dan soft kan alias mengkeret semangat kita.

Karena statusnya adalah partner, artinya setara. Jika yang dikritisi adalah pemain MLM gara-gara antusiasnya yang menggelora, bagaimana dengan pebisnis konvensional yang keburu pengen sukses, dikit-dikit franchise.. dikit-dikit franchise.. Bisnis belum tentu untung, udah kepengen franchise atau di BO kan..

Coba tilik bisnis kebab, dulu yang menjamur, sekarang berapa yang tutup...
Padahal invest disana paling ndak Rp 30jt saja masuk... Sudah balik modal belum investornya ?
Di TV pun, dulu pernah ada pengusaha jogja, bikin gorengan dari singkong, hingga akhirnya diangkat di media bersama partai PAN. Jargonnya saya masih ingat, "Omset Rp 2Milyar perbulan" Kemana sekarang ini ? Mengutip sedikit dari Iman Supriyono, penulis FSQ Quotient, ya inilah angka psikologis ketika orang ditawari buka bisnis modal Rp 3jtan... Kalau pun harus tutup, ndak sampai harus nangis darah.. Anggap saja ongkos belajar...

Yang model grobakces-grobakcesan (meminjam istilah Rhenald Kasali menyindir franchise model gerobak gerobakan) seperti inilah, yang akhirnya menjadikan citra franchise jadi jelek di indonesia.. Apalagi kalau beli bisnis instan hanya untuk dipakai sebagai business casing, agar dapat kredit bank untuk dikemplang. Kalau ndak yakin, coba tanya ke Pak Burang (Konsultan Franchise Nasional)

Jadi, berbicara mengenai Janji, bukan cuma orang MLM saja kan..Kita semua pernah berjanji...