Menu

Orang MLM Bikin Orang Ndak Butuh Jadi Butuh

Dari tidak butuh menjadi butuh adalah ilmu dasar dari selling (Penjualan). Ingat bahwa rejeki datang kepada mereka yang produktif, bukan konsumtif. Jika mau jujur, jika kita memiliki restoran, kemudian ada konsumen yang mampir makan di restoran kita, APAKAH DIA BENAR-BENAR BUTUH dengan produk masakan Anda ? Apakah orang yang makan di tempat Anda, tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dengan cara masak di rumah ?

Inilah bisnis, senantiasa ada penawaran, permintaan, dan tentunya juga ada penolakan. Hal yang lumrah sebetulnya, dan sering kita alami, tidak hanya ketika bertemu orang MLM saja.Mampir ke minimarket, beli produk A, kemudian si kasir menawarkan rokoknya lah, pulsanya lah, ini itu. Dan akhirnya belanjaan kita nambah...

Mampir ke rumah makan, ambil porsinya prasamanan... Ketika ditanya "tambah apa lagi... tambah apa lagi..." sampai Anda mengatakan stop/ dah ini saja.Dan ternyata ketika konsumen kembali ke komunitasnya, dia baru sadar, tadi kenapa ya beli ini ? Padahalkan kan belum butuh...

Nah, teknik menjual inilah yang kita kenal dengan Selling with NLP. Siapapunun butuh dan bisa mempraktikkannya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Titik krits dari topik ini adalah, ketika ada yang menjual kita dengan cara memakasa. Ya, yang seperti ini kita tidak dapat hukumi secara general. Inilah oknum. Dimanapun tempatnya pasti ada.

Kenapa kok ada orang yang menjual produk MLM dengan begitu mendesaknya... Sampai-sampai bikin risih. Disinilah tantangan pemilik perusahaan untuk memberikan pelatihan yang terbaik, karena hal ini erat kaitannya dengan citra perusahaan. Jika tidak, ya hasilnya seperti yang kita sedang diskusikan, pebisnis MLM pemula adalah pengusaha yang belum terdidik apalagi terlatih.

Wajarlah, kita pun pernah mengalami di waktu awal membangun bisnis. Jika pun Anda menjumpai seorang sahabat dengan kondisi seperti ini, dan ada rejeki lebih.. Bantulaaaaaah... Beli produknya. Kita pun ketika memiliki bisnis, kita juga ingin kerabat dekat kita juga membeli produk atau menggunakan jasa kita. Siapa tahu, "pemaksaan" yang dia lakukan bukan karena keinginannya, tetapi lebih kepada kondisi kepepet. Mungkin dia sedang butuh uang cepat untuk anaknya berobat atau bayar SPP. Tapi karena modal sudah terlanjur dibelikan barang dagangan. Maka dia harus sesegera mungkin menjual produknya dan menjadikannya uang. Orang yang seperti ini masih memiliki harga diri, daripada mengiba mencari hutang, dia lebih rela menjemput rezeki Tuhan melalui perdagangan. Tidak hanya di MLM. Di kehidupan biasapun, ada sahabat kita yang menjual mobil, rumah, dan lain-lain. Karena waktunya sudah mepet, ya kadang bergeraknya di luar kontrol, seperti mengerjakan soal ujian di menit-menit terakhir.

Sebagai sahabat saling mengingatkan dan menjaga perasaan.